Selasa, 25 September 2012

ATLETIK

Lempar Lembing

        n 
Lempar lembing termasuk salah satu nomor lempar dalam cabang olahraga atletik, prestasi yang diukur adalah hasil lemparan sejauh mungkin. Ada beberapa teknik dasar yang harus dikuasai oleh atlet lempar lembing yaitu : cara
memegang lembing, cara membawa lembing, lempar lembing tanpa awalan, dan lempar lembing dengan awalan. Lembing yang digunakan terbuat dari logam untuk Putra beratnya 800 gram dengan panjang 2,70 m, sedangkan Putri beratnya 600 gram dengan panjang 2,30 m.
Teknik dalam lempar lembing. yang pertama, yaitu:
Cara Memegang
              1. Cara Finlandia
Pertama lembing diletakkan pada telapak tangan dengan ujung atau mata lembing serong hamper menuju arah badan. Kemudian jari tengah memegang tepian atau pangkal ujung dari tali bagian belakang (dilingkarkan, dibantu dengan ibu jari ndiletakkan pada tepi belakang dari pegangan dan pada badan lembing. Jari telunjuk harus lemas ke belakang membantu menahan badan lembing. Sedangkan jari-jari yang lainnya turut memegang lilitan pegangan di atasnya dalam keadaan lemas. Dengan cara Finlandia ini, jari tengah dan ibu jari yang memegang peranan penting untuk mendorong tali pegangan pada saat melempar (Syarifuddin, 1992).
              2.  Cara Amerika
Pertama lembing diletakkan pada telapak tangan, dengan ujung atau mata lembing serong hamper menuju kea rah badan. Kemudian jari telunjuk memegang tepian atau pangkal dari ujung tali bagian belakang lembing, dibantu dengan ibu jari diletakkan pada tepi belakang dari pegangan dan pada badan lembing serta dalam keadaan lurus. Sedangkan ketiga jari lainya berimpit dan renggang dengan jari telunjuk turut membantu dan menutupi lilitan tali lembing. Jadi dengan pegangan cara Amerika ini jari telunjuk dan ibu jari memegang peranan mendorong tali pegangan lembing pada saat melempar (Syarifuddin, 1992).
         3.   cara menjepit
caranya hanya  menjepitkan lembing diantara dua jari tengah dan jari telunjuk, sedangkan jari jari lainnya memmegang biasa.
Peraturan lomba lempar lembing
a. Lembing terdiri atas 3 bagian yaitu mata lembing, badan lembing dan tali pegangan lembing
Panjang lembing putra : 2,6 m – 2,7 m sedangkan untuk putri : 2,2 m – 2,3 m. berat lembing putra : 800 gram sedangkan untuk putrid : 600 gram
b. Lembing harus dipegang pada tempat pegangan
c. Lemparan sah bila lembing menancap atau menggores ke tanah
d. Lemparan tidak sah bila sewaktu melempar menyentuh tanah di depan lengkung lemparan
Cara membawa lembing
           Cara mengambil awalan pada lempar lembing sangat erat kaitannya dengan cara membawa lembing. Oleh karena itu perlu juga diketahui oleh para atlet lempar lembing
             1. Membawa lembing diatas pundak
Lembing dipegang di atas pundak di samping kepala dengan mata lembing serong ke atas, siku tangan dilipat atau ditekuk menuju depan. Cara ini digunakan oleh para pelempar yang menggunakan awalan gaya jangkit (hop-step) pada waktu akan melempar.
             2. Membawa lembing Di bawah
Membawa lembing di bawah adalah dengan lengan kanan lurus ke bawah, mata lembing menuju serong ke atas dan ekornya menuju serong ke bawah hamper dekat dengan tanah.
          3. Membawa lembing di depan dada
Mata lembing menuju serong ke bawah sedangkan ekornya menuju serong ke atas melewati pundak sebelah kanan.
Awalan
Dalam lempar lembing ada dua macam awalan yang sering digunakan, yaitu : awalan silang (cross-step) dan awalan jangkit (hop-step). Lempar lembing yang mempergunakan awalan silang (sross-step) lebih dikenal dengan lempar lembing gaya silang, sedangkan lempar lembing yang mempergunakan awalan jingkat (hop-step) lebih dikenal dengan lempar lembing gaya jingkat (Adisasmita, 1986).
Gerakan Melempar 

Saat kaki kiri mendarat, kaki kanan ditekuk hingga badan benar-benar jauh condong ke belakang dan badan sebagian besar pada kaki kanan. Pada saat ini lengan yang membawa lembing sudah dalam sikap lurus serong ke bawah, mata lembing dan pandangan terarah kesudut lemparan dan tangan kiri tetap rileks. Saat inilah terjadi sikap melempar yang sebenarnya. Setelah lembing ditarik melaui pundak/bahu mendekat telinga, seluruh badan ditinggikan dan dengan secepat-cepatnya melecutkan lembing. Bersamaan dengan itu lepasnya lembing dengan hentakan pergelangan tangan sebagai sumber kekeuatan terakhir (Adisasmita, 1986)
Sikap Badan Setelah Melempar
Dengan lepasnya lembing dari pergelangan tangan secara otomatis keseimbangan atau yang lebih dikenal dengan titik berat badan akan menjadi labil dan hilang. Hal ini disebabkan kekuatan yang yang dikeluarkan untuk melempar dimulai dari kaki sampai kepergelangan tangan yang diawali kecepatan lari . sehingga secara ototomatis kaki yang menjadi tumpuan untuk titik berat badan tidak bias menahan badan yang terdorong ke depan untuk itu, agar keseimbangan dapat terjaga dan dikembalikan secara baik, maka pada saat tubuh condong kedepan, tangan yang melempar lembing turun dari hasil pecutan yang dilakukan.
Persyaratan Suatu Lemparan Yang Syah
- Lembing harus di pegang pada bagian pegangannya, dan harus di lempar lewat atas bahu atau bagian teratas dari lengan si pelempar dan harus tidak dilempar secara membandul.Gaya non orthodox tidaklah di izinkan untuk dipakai.
- Lemparan itu tidak syah apabila mata lembing tidak menggores tanah sebelum bagian lembing lainnya.
- Pelempar pada waktu membuat awalan lempar tidak boleh memotong salah satu garis atau jalur paralel.
- Lemparan tidak syah bila si pelempar menyentuh dengan bagian tubuhnya atau anggota badan garis lempar, atau garis perpanjangan (garis lempar) yang siku-siku terhadap garis paralel, atau menyentuh tanah didepan garis lempar dan garis-garis itu semua.
- Sesudah membuat gerakan awalan lempar sampai lembingnya dilepaskan dan mengudara, tidak sekali-kali pelempar memutar tubuhnya penuh sehingga punggungnya membelakangi sektor lemparan.

- Pelempar tidak boleh meninggalkan jalur lari awalan sebelum lembing yang dilemparkan jatuh ke tanah. Dari sikap berdiri meninggalkan jalur lari awalan dari belakang lengkung garis lempar dan garis perpanjangan.
Peralatan lembing
j
- Konstruksi : Lembing terdiri dari 3 bagian : (1) mata lembing (2) badan lembing dan (3) tali pegangan
- Badan lembing di buat dari metal dan pada ujung depan terpasang kokoh sebuah mata lembing yang runcing
- Tali pegangan (melilit pada badan lembing) berada dititik pusat gravitasi dan tidak melibihi garis tengah badan lembing dari 8 mm. Lilitan tali pegangan lembing harus sama tebal dan bergerigi, tanpa sabuk atau benjolan.
- Panjang lembing untuk putra adalah 2,6 – 2,7 m dan putri adalah 2,2 – 2,3 m. Berat untuk putra 800 gr dan putri 600 gr.
Jalur Lari Awalan
- Panjang jalur awalan lempar harus tidak lebih dari 36,5 m dan tak kurang dari 30 m dan harus di batasi dengan dua garis paralel selebar 5 cm yang saling terpisah sejauh 4 m.
- Kemiringan kesamping dari jalur lari awalan max 1 : 1.000.
Garis Lengkung Lemparan
- Lemparan harus dilakukan dari belakang garis lengkung lempar atau sebuah busur dengan jari-jari 8 cm. Garis lempar ini terdiri dari garis batas lempar dicat putih selebar 7 cm, atau terbuat dari kayu atau metal dan dipasang rata dengan tanah. Garis lempar ini di perpanjang ke arah kanan dan kiri 75 cm di buat siku-siku atau tegak lurus dengan garis paralel 4 m. Garis perpanjangan inipun dicat putih, lebar 7 cm dan panjangnya 0,75 m.
sektor Lemparan
- Semua lemparan (lembing) yang di anggap syah harus jatuh di dalam sektor lemparan, suatu daerah yang dibatasi oleh garis 5 cm di sebelah kanan dan kiri garis lempar. Garis 5 cm ini di buat di tanah dari titik A yaitu titik dari busur atau garis lempar, garis itu ditarik melalui titik Bdan C pada titik mana busur atau garis lempar itu berpotongan dengan garis 5cm untuk membentuk sektor lemparan. Sektor lemparan ini boleh atau dapat di beri tanda jarak : 30 cm, 50 cm, 70 cm, dst.


Lari Sambung (Estafet)
Lari sambung atau lari estafet adalah salah satu nomor lomba lari pada perlombaan atletik yang dilaksanakan secara bergantian atau berantai. Dalam satu regu lari sambung ada empat orang pelari, yaitu pelari pertama, kedua, ketiga, dan keempat. Pada nomor lari sambung ada kekhususan yang tidak akan dijumpai pada nomor lari yang lain, yaitu memindahkan tongkat sambil berlari cepat dari pelari kesatu kepada pelari berikutnya.
Nomor lari sambung yang sering diperlombakan adalah nomor 4x100 meter dan nomor 4x400 meter. Dalam melakukan lari sambung bukan teknik lari saja yang perlu diperhatikan, tetapi pemberian dan menerima tongkat di zona (daerah) pergantian seperti penyesuaian jarak dan kecepatan dari setiap pelari.
Lari sambung dimulai dari bangsa Aztek, Inka, dan Maya bertujuan untuk meneruskan berita yang elah diketahui sejak lama. Di Yunani, estafet obor diselenggarakan dalam hubungannya dengan pemujaan leluhur dan untuk meneruskan api keramat ke jajahan-jajahan baru. Tradisi api Olimpiade berasal dari tradisi Yunani tersebut
Lari estafet 4x100 meter dan 4x400 meter bagi pria dalam bentuk sekarang ini, pertama-tama diselenggarakan pada olimpiade tahun 1992 di Stockholm. Estafet 4x100 meter bagi wanita sejak tahun 1928 menjadi nomor Olimpiade dan 4x400 meter dilombakan sejak tahun 1972
Teknik Lari Sambung (Estafet)
Suksesnya lari estafet sangat bergantung dari kelancaran penggantian tongkat. Waktu yang dicapai akan lebih baik (lebih cepat) jika pergantian tongkat estafet berlangsung dengan baik pula. Suatu regu lari estafet yang terjadi dari pelari-pelari yang baik hanya akan dapat memenangkan perlombaan, jika mampu melakukan pergantian tongkat estafet dengan sukses.
Ukuran tongkat yang digunakan pada lari estafet adalah
· Panjang tongkat : 28-30 cm
· Diameter tongkat : 38 mm
· Berat tongkat : 50 gr
Pada lari sambunga ada beberapa macam cara dalam pemberian tongkat estafet dari pelari kepada pelari berikutnya. Secara garis besar, pergantian tongkat srtafet itu ada 2 macam, yaitu dengan melihat (visual) dan tanpa melihat (nonvisual).
Teknik Penerimaan Tongkat
Perlombaan lari sambung mengenal dua cara penerimaan tongkat, yaitu:
  • Keterampilan teknik penerimaan tongkat dengan cara melihat
Pelari yang menerima tongkat melakukannya dengan berlari sambil menolehkan kepala untuk melihat tongkat yang diberikan oleh pelari sebelumnya. Penerimaan tongkat dengan cara melihat biasanya dilakukan pada nomor 4x400 meter.
  • Keterampilan teknik penerimaan tongkat estafet dengan cara tidak melihat
Pelari yang menerima tongkat melakukannya dengan berlari tanpa melihat tongkat yang akan diterimanya. Cara penerimaan tongkat tanpa melihat biasanya digunakan dalam lari estafet 4x100 meter.
Dilihat dari cara menerima tongkat, keterampilan gerak penerima tongkat tanpa melihat lebih sulit dari pada dengan cara melihat. Dalam pelaksanaannya, antara penerima dan pemberi perlu melakukan latihan yang lebih lama melalui pendekatan yang tepat
a. Teknik Pemberian dan Penerimaan Tongkat Estafet
Prinsip lari sambung adalah berusaha membawa tongkat secepat-cepatnya yang dilakukan dengan memberi dan menerima tongkat dari satu pelari kepada pelari lainnya, agar dapat melakukan teknik tersebut, pelari harus menguasai keterampilan gerak lari dan keterampilan memberi serta menerima tongkat yang dibawanya.
Dalam beberapa perlombaan lari sambung, seringkali suatu regu dikalahkan oleh regu lainnya hanya karena kurang menguasai keterampilan gerak menerima dan memberikan tongkat dari satu pelari kepada pelari yang lainnya. Bahkan, seringkali suatu regu didiskualifikasi hanya karena kurang tepatnya penerimaan dan pemberian tongkat.
Lari sambung mengenal dua keterampilan teknik pemberian dan penerimaan tongkat, yaitu:
1) Keterampilan teknik pemberian dan penerimaan tongkat estafet dari bawah
Keterampilan teknik ini dilakukan dengan cara pelari membawa tongkat dengan tangan kiri. Sambil berlari atlet akan memberikan tongkat tersebut dengan tangan kiri. Saat akan memberi tongkat, ayunkan tongkat dari belakang ke depan melalui bawah. Sementara itu, tangan penerima telah siap dibelakang dengan telapak tangan menghadap ke bawah. Ibu jari terbuka lebar, sementara jari-jari tangan lainnya dirapatkan.
2) Keterampilan teknik pemberian dan penerimaan tongkat estafet dari atas
Keterampilan teknik ini dilakukan dengan cara mengayunkan tangan dari belakang ke depan, kemudian dengan segera meletakan tongkat dari atas pada talapak tangan penerima. Pelari yang akan menerima tongkat mengayunkan tangan dari depan ke belakang dengan telapak tangan menghadap ke atas. Ibu jari di buka lebar dan raji-jari angan lainnya rapat.
Pada keterampilan teknik pemberian tongkat dari atas, pemberian dan penerimaan tongkat dilakukan pada bagian tangan yang sama. Apabila pemberi melakukannya dengan angan kanan, penerima akan melakukannya dengan tangan kanan pula.
b. Daerah Pergantian Tongkat Estafet Antarpelari
Suatu regu lari estafet yang terdiri dari pelari-pelari yang baik hanya akan dapat memenangkan perlombaan jika mampu melakukan pergantian tongkat estafet dengan cepat dan sempurna. Cara menempatkan pelari-pelari tersebut adalah sebagai berikut.
1) Pelari ke-1 ditempatkan didaerah start pertama dengan lintasan di tikungan.
2) Pelari ke-2 ditempatkan didaerah start kedua dengan lintasan lurus.
3) Pelari ke-3 ditempatkan didaerah start ketiga dengan lintasan ditikungan
4) Pelari ke-4 ditempatkan di daerah start keempat dengan linasan lurus dan berakhir di garis finish
Latihan Memberi dan Menerima Tongkat Estafet dalam Bentuk Perlombaan
Tujuan: melatih kerjasama dalam ketepatan dan kecepatan berlari sehingga hasil akhir dapat tercapai dengan baik.
Cara Melakukannya:
1) Buatlah beberapa regu estafet (masing-masing terdiri dari 4 pelari atau siswa) dan masing-masing pelari atau siswa ditempatkan dengan jarak 100 meter
2) Setalah ada aba-aba ”bersiap” pelari pertama segera menempatkan posisinya (sikap start jongkok)
3) Setelah ada aba-aba ”ya”, pelari tersebut berlari secepat-cepatnya menuju pelari atau atlat kedua yang sudah siap untuk menerima tongkat
4) Setelah keempat pelari menyelesaikan tugasnya dan pelari terakhir (keempat) masuk ke garis finish tanpa membuat kesalahan maka regu yang tiba di garis finish pertama keluar sebagai pemenang
Hal-Hal yang Perlu Diperhaikan dan Peraturan Perlombaan Lari Estafet
a. Hal-Hal yang Harus Diperhatikan dalam Lari Estafet
1) Pemberian tingkat sebaiknyasecara bersilang, yaitu pelari 1 dan 3 memegang tongkat pada angan kanan, sedangkan pelari 2 dan 4 menerima aau memegang tongkat dengan tangan kiri
2) Penempatan pelari hendaknya disesuaikan dengan keistimewaan dari masing-masing pelari. Misalnya, pelari 1 dan 3 dipilih yang benar-benar baik dalam tikungan. Pelari 2 dan 4 merupakan pelari yang mempunyai daya tahan yang baik.
3) Jarak penantian pelari 2, 3, dan 4 harus benar-benar diukur dengan tepat
4) Setelah memberikan tongkat estafet jangan segera keluar dari lintasan masing-masing.
b. Peraturan Perlombaan
1) Panjang daerah pergantian tongkat estafet adalah 20 meter, 1,20 meter dan bagi pelari estafet 4x100 meter ditambah 10 meter prazona. Prazona adalah suatu daerah di mana pelari yang akan berangkat dapat mempercepat larinya, tetapi di sini tidak terjadi pergantian tongkat.
2) Setiap pelari harus tetap tinggal di jalur lintasan masing-masing meskipun sudah memberikan tongkatnya kepada pelari berikutnya. Apabila tongkat terjatuh, pelari yang menjatuhkannya harus mengambilnya.
3) Tongkat estafet harus berukuran panjang tongkat 28-30 cm, diameter tongkat 38 mm, berat tongkat 50 gr
4) Dalam lari estafet, pelari pertama berlari pada lintasannya masing-masing sampai tikungan pertama, kemudian boleh masuk ke lintasan dalam, pelari ketiga dan pelari keempat menunggu di daerah pergantian secara berurutan sesuai kedatangan pelari seregunya. 


lompat tinggi

image


A. .Pengertian Lompat Tinggi
Lompat tinggi
merupakan salah satu cabang olahraga yang melakukan gerakan lompatan untuk mencapai lompatan yang setinggi-tingginya. Ukuran lapangan sama dengan lompat jauh,
Tinggi tiang mistar min 2.5 meter, Panjang mistar 3.15 m.
B. .Tahapan pada lompat tinggi
Semua gaya lompatan dapat dibedakan menjadi 4 tahap, yaitu :
a) Awalan, gerakan berlari menuju mistar
b) Tolakan, gerakan kaki menumpu pada lantai untuk menaikkan badan
c) Melayang, gaya dan kedudukan badan ketika berada di udara dan di atas mistar.
d) Mendarat, jatuhnya badan diatas matras.

C. .Dalam lompat Tinggi ada beberapa gaya yang dilakukan, sebagai berikut:
1. .Gaya Gunting (Scissors)
Gaya gunting bisa dikatakan Gaya Sweney, sebab pada waktu sebelumnya (yang lalu) masih digunakan gaya jongkok. Tepatnya tahun 1880, selanjutnya tahun 1896 sweny mengubahnya dari gaya jongkok menjadi gaya gunting. Diganti karena kurang ekonomis.Cara melakukan:Si pelompat mengambil awalan dari tengah. Bila pelompat pada saat akan melompat, tumpuan pakai kaki kiri (bila ayunan kaki kanan), maka ia mendarat (jatuh) dengan kaki lagi. Waktu di udara badan berputar ke kanan, mendarat dengan kaki kiri, badan menghadap kembali ke tempat awalan tadi.

2. .Gaya Guling sisi (Western Roll)
Pada gaya ini sama dengan gaya gunting, yaitu tumpuan kaki kiri jatuh kaki kiri lagi dan bila kaki kanan jatuhnyapun kaki kanan hanya beda awalan, tidak dari tengah tapi dari samping.
3. .Gaya Guling (Straddle)
Pelompat mengambil awalan dari samping antara 3, 5, 7, 9 langkah Tergantung ketinggian yang penting saat mengambil awalan langkahnya ganjil.
Menumpu pada kaki kiri atau kanan, maka ayunan kaki kiri/ kanan kedepan. Setelah kaki ayun itu melewati mistar cepat badan dibalikkan, hingga sikap badan diatas mistar telungkap. Pantat usahakan lebih tinggi dari kepala, jadi kepala nunduk.
Pada waktu mendarat atau jatuh yang pertama kali kena adalah kaki kanan dan tangan kanan bila tumpuan menggunakan kaki kiri, lalu bergulingnya yaitu menyusur punggung tangan dan berakhir pada bahu.
4. .Gaya Fosbury Flop
Cara melakukanya:
 .Awalan, harus dilakukan dengan cepat dan menikung/ agak melingkar, dengan langkah untuk awalan tersebut kira – kira 7-9 langkah.
 .Tolakan, Untuk tolakan kaki hampir sama dengan lompat tinggi yang lainya. Yakni, harus kuat dengan bantuan ayunan kedua tangan untuk membantu mengangkat seluruh badan. Bila kaki tolakan menggunakan kaki kanan, maka tolakan harus dilakukan disebelah kiri mistar. Pada waktu menolak kaki bersamaan dengan kedua tangan keatas disamping kepala, maka badan melompat keatas membuat putaran 180 derajat dan dilakukan bersama-sama.
 .Sikap badan diatas mistar, sikap badan diatas mistar terlentang dengan kedua kaki tergantung lemas, dan dagu agak ditarik ke dekat dada dan punggung berada diatas mistar dengan busur melintang.
 .Cara mendarat, mendarat pada karet busa dengan ukuran (5 x 5 meter dengan tinggi 60 cm lebih) dan diatasnya ditutup dengan matras sekitar 10 – 20 cm, dan prtama kali yang mendarat punggung dan bagian belakang kepala.
Yang diutamakan dalam melakuakan Lompatan ialah, lari awalan dengan kecepatan yang terkontol. Hindari kecondongan tubuh kebelakang terlalu banyak. Capailah gerakan yang cepat pada saat bertolak dan mendekati mistar. Doronglah bahu dan lengan keatas pada saat take off. Lengkungan punggung di atas mistar. Usahakan mengangkat yang sempurna dengan putaran kedalam dari lutut kaki ayun (bebas). Angkat kemudian luruskan kaki segera sesudah membuat lengkungan.
D. .Peraturan asas lompat tinggi
Peserta mestilah melonjak dengan sebelah kaki
Peserta boleh mula melompat di mana-mana ketinggian permulaan yang disukainya
Sesuatu lompatan akan dikira batal jika peserta menyentuh palang dan tidak melompat. Menjatuhkan palang semasa membuat lompatan atau menyentuh kawasan mendarat apabila tidak berjaya melompat
Peserta yang gagal melompat melintasi palang sebanyak tiga kali bertutrut-turut (tanpa di ambil kira di aras mana kegagalan itu berlaku) akan terkeluar daripada pertandinga
Seseorang peserta berhak meneruskan lompatan (walaupun semua peserta lain gagal) sehingga dia tidak dapat menuruskannya lagi mengikut peraturan
Ketinggian lompatan di ukur secara menegak dari aras tanah hingga bahagian tengah disebelah atas padang.

PERMAINAN BOLA KECIL

                                    Olahraga Bola Kecil


Permainan Rounders

Permainan rounders adalah salah satu permainan yang menggunakan bola kecil. Permainan ini sangat membutuhkan kerja sama dan kekompakkan para pemain. Aturan-aturan yang ada dalam permainan ini, hampir sama dengan permainan kasti atau permainan kipers.
1. Teknik bermain Rounders
Ada tiga teknik bermain rounders, yaitu : melempar, menangkap, dan memukul bola.
A. Teknik melempar bola.
Dalam bermain rounders, pemain harus dapat menguasai teknik melempar bola dengan baik.
1) Melempar bola melambung.
Gerakannya
  • Berdiri santai, satu tangan memegang bola,
  • Posisi badan seorang ke arah sasaran lemparan,
  • Mata memandang ke arah sasaran lemparan,
  • Langkahkan satu kaki ke depan,
  • Lempar bola dengan cara mengayunkan tangan dengan kuat ke depan melewati samping kepala,
  • Lemparkan bola hingga melambung.
2) Melempar bola mendatar setinggi dada.
Gerakannya
  • Berdiri santai, satu tangan memegang bola,
  • Posisi badan seorang ke arah sasaran lemparan,
  • Mata memandang ke arah sasaran lemparan,
  • Langkahkan satu kaki ke depan,
  • Lempar bola dengan cara mengayunkan tangan dengan kuat ke depan melewati samping kepala,
  • Lemparkan bola mendatar setinggi dada.
B. Teknik menangkap bola.
Menangkap bola dapat dilakukan dengan kedua tangan atau satu tangan.
Teknik menangkap bola disesuaikan dengan arah datangnya bola, seperti melambung, mendatar, atau menyusur tanah.
1). Menangkap bola melambung.
Gerakannya
  • Badan berdiri tegak, langkahkan satu kaki ke depan,
  • Letakkan kedua telapak tangan saling berhadapan, dengan kedua lengan lurus ke atas,
  • Lihat arah datangnya bola,
  • Berlarilah sesuai dengan gerakan bola,
  • Tangkap bola.
2). Menangkap bola mendatar setinggi dada.
Gerakannya
  • Badan berdiri tegak, langkahkan satu kaki ke depan,
  • Letakkan kedua telapak tangan di depan dada saling berhadapan,
  • Lihat arah datangnya bola,
  • Ketika menangkap bola, kedua tangan ditarik ke arah dada.
3). Menangkap bola menyusur tanah.
Gerakannya
  • Langkahkan kaki kiri ke depan,
  • Lutut kaki kiri ditekuk, lutut kaki kanan menempel di tanah,
  • Kedua telapak tangan saling berhadapan dan berada di depan lutut kaki kanan,
  • Lihat arah datangnya bola.
  • Ketika bola datang, tangkap bola tersebut.
C. Teknik memukul bola.
Dalam permainan rounders, pemain harus dapat memukul bola.
Teknik memukul bola ada dua cara, yaitu teknik pukulan melambung dan teknik pukulan mendatar.
1). Pukulan melambung.
Gerakannya
  • Posisi kedua kaki terbuka,
  • Salah satu tangan memegang kayu pemukul dan tangan yang lain meminta bola melambung,
  • Kemudian pegang kayu pemukul dengan kedua tangan,
  • Badan menghadap ke arah datangnya bola, tangan yang memegang tongkat berada di arah yang berlawanan dengan posisi badan,
  • Ketika bolanya datang pukul bola sekuat-kuatnya,
  • Hasil pukulan diharapkan dapat melambung juga.
2). Pukulan mendatar.
Gerakannya
  • Posisi kedua kaki terbuka,
  • Salah satu tangan memegang kayu pemukul,
  • Tangan yang lain meminta bola mendatar,
  • Kemudian, pegang kayu pemukul dengan kedua tangan,
  • Posisi badan menghadap ke arah datangnya bola, tangan yang memegang tongkat berada di arah yang berlawanan dengan posisi badan,
  • Ketika bola datang pukul bola sekuat-kuatnya,
  • Ayunan kayu pemukul secara mendatar agar setelah dipukul bola bergerak mendatar juga.
Bermain Rounders
A. Bentuk lapangan
Lapangan rounders berbentuk segi lima.
1. Panjang sisi lapangan 15 m.
2. Base atau tiang hinggap
 Base terdiri atas lima base dengan ukuran 40 cm x 40 cm. Tempat pelambung atau pitcher plate berukuran 40 cm x 80 cm.
3. Kayu pemukul
 Kayu pemukul berukuran panjang maksimal 1 meter, garis tengah kayu pemukul 7 cm.
B. Aturan permainan
1. Pemain
 Satu regu terdiri dari 12 pemain, setiap pemain harus memakai nomor dada. Pemain rounders dipimpin oleh seorang kapten regu.
2. Regu penjaga
 Tugas regu penjaga selama permainan rounders adalah :
  • Menghalangi pemain regu pemukul yang berlari ke base atau ke tiang hinggap,
  • Melambungkan bola untuk regu pemukul,
  • Menghalangi pemain regu pemukul masuk ke home base.
3. Pelambung atau pitcher
 Tugas pelambung atau pitcher yaitu, melemparkan bola ke pemain yang akan memukul bola (batter). Pitcher terdiri atas pitcher plate dengan salah satu kaki.
4. Nilai
  • Pemain akan mendapat nilai 1 apabila berhasil melalui satu base meskipun tidak berhasil memukul bola dengan baik,
  • Pemain akan mendapat nilai 1 apabila masuk ke ruang bebas atau base ke lima tanpa membuat kesalahan atau dimatikan lawan.
  • Pemain mendapat nilai 6 apabila dapat memukul bola dengan baik dan berlari dari base pertama hingga kembali ke ruang bebas tanpa berhenti,
  • Regu jaga mendapat nilai 1 apabila berhasil menangkap bola.
5. Pergantian tempat
 Pemain dapat berganti tempat atau mengganti anggota regu dengan pemain baru, apabila
  • Regu pemukul telah enam kali melakukan kesalahan,
  • Regu pemukul tersentuh oleh regu penjaga,
  • Regu penjaga berhasil menangkap bola sebanyak lima kali hasil pukulan regu pemukul,
  • Kayu pemukul keluar dari garis pemukul dan membahayakan pemain regu penjaga.
6. Lamanya permainan.
 Lama permainan tiga Inning.
Inning adalah satu kali menjadi regu pemukul dan satu kali menjadi regu penjaga.
7. Base
  • Tiap base hanya boleh ditempati satu pemain, apabila ada dua pemain maka pelari yang terdepan mendapat hukuman satu kali mati,
  • Pelari yang di belakang tidak boleh mendahului pelari yang di depannya.




Permainan kasti
1. Bola
a. Dibuat dari karet atau kulit yang di dalamnya diisi sabut kelapa atau injuk
b. ukuran keliling bola 19-21 cm,
c. berat 30-70 gr atau 70-80 gr,dan
d. diameternya 20 cm.

2. Pemukul
a. Pemukul kasti terbuat dari kayu yang berbentuk stik pemukul.
b. panjang kurang lebih 50- 60 cm.
c. penampangnya berbentuk bulat telur (oval) dengan ukuran lebar 5 cm dan tebal 3,5 cm,
d. serta panjang pegangan 15-20 cm.

D. Cara permainan
Pemain pemukul berada di dalam garis atau tempat bebas, cara bermain antara lain:
a. Bola dilempar oleh salah seorang tim penjaga
b. bola tersebut dipukul oleh tim yang sedang memukul
c. Pemukul sesudah memukul harus cepat berlari ke daerah tiang pertolongan atau tiang hinggap.

E. Aturan Pertandingan atau Permainan
Sebelum bermain kasti, ada beberapa
1. Gambar Lapangan Kasti


2. Pemain
Kasti dimainkan oleh 2 regu tiap regu berjumlah 15 orang, 3 sebagai cadangan atau pengganti dan 12 sebagai pemain inti. Regu yang main disebut partai pemukul regu yang jaga disebut partai lapangan
3. Tiang Pertolongan
Tiang pertolongan terbuat dari bahan yang tidak mudah patah, seperti besi, kayu, piber atau bambutiang pertolongan ditancapkan di tengah lingkaran dengan jari-jari 1 meter dan tinggi tiang pertolongan dari tanah ialah 1,5 meter, jarak tiang pertolongan dengan garis pemukul adalah 5 meter dan jarak dari garis samping 5 meter.
4. Tiang Hinggap atau Tiang Bebas
Tiang hinggap dalam permainan kasti ada dua buah, yang ditancapkan dalam tanah lingkaran berjari-jari 1 meter. Kedua tiang tersebut di tancapkan dengan jarak 5 meter dari garis belakang dan 10 meter dari garis samping kanan dan kiri. Pemain yang sidah berada di tiang hinggap aman dari incaran pemain penjaga yang memegang bola selagi pemain pemukul tidak berpinddah ke tiang hinggap yang lainnya.
5. Nomor Dada
Dalam permainan kasti setiap pemain harus memakai nomor dada yang terbuat dari kain, terpasamg didepan dada dan punggung. Nomor dada terdiri atas nomor 1-15, nomor urut 1-12 untuk pemain inti dan untuk nomor 13-15 untuk pemain cadangan.
6. Lama Permainan
Lamanya permainan di tentukan dengan dua macam cara yaitu,
a. Pertama ditentukan dengan waktu
Jika di tentukan dengan waktu maka lama permainan adalah 2 x 20 menit dengan istirahat 5 menit atau 2 x 30 menit dengan istirahat 10 menit.
b. Kedua dilakukan dengan inning.
Inning ialah jumlah pergantian regu pemukul menjadi regu penjaga atau sebaliknya. Jika ditentukan dengan cara inning, jumlah inning dapat ditentukan berdasarkan kesepakatan kedua regu atau panitia .
7. Pukulan Benar
Pukulan dinyatakan benar apabila:
a. Bola setelah dipukul lewat garis pemukul dan jatuh atau mengenai benda yang berada didalam lapangan permainan
b. Bola setelah di pukul melewati garis pemukul dan jatuh atau mengenai benda di luar lapangan setelah melewati bendera atau pembatas setengah lapangan permainan.
8. Pukulan Luput atau Luncas
Pukulan dinyatakan luncas (luput) apabila dalam usaha memukul kayu pemukul tidak mengenai bola yang dilambungkan oleh pelambung.
9. Pukulan Salah
Pukulan salah apabila bola setelah di pukul tapi masih berada di areal pukul atau jatuh diareal pukul. Serta bola keluar lapangan sebelum melewati garis tengah.
10. Hak Memukul
Hak bagi pemukul antara lain sebagai berikut:
a. setiap pemain dari regu pemukul memiliki hak memukul satu kali pukulan dalam satu kesempatan.
b. Pembebas (velouser) memiliki hak memukul sebanyak tiga kali, seorang pemukul dinyatakan sebagai pembebas apabila ia satu-satunya pemain yang ada di ruang bebas.
11. Lambungan Benar
Lambungan dinyatakan benar apabila:
a. Bola dilambungkan sesuai dengan arah permintaan pemain pemukul.
b. Bola melaju dalam ketinggian antara lutut dan kepala pemain pemukul.
c. Bola melaju tanpa ada gerakan putaran yang di sengaja.
12. Nilai
a. Seorang pemukul yang benar pukulannya dapat kembali ke ruang bebas atas pukulannya sendiri nilai 2. Kejadian tersebut disebut RUN
b. Seorang pemukul yang benar pukulannya dapat kembali ke ruang bebas atas bantuan pukulan teman nilai 1
c. Partai lapangan mendapat nilai satu apabila dapat menangkap bola pukulan lawan sebelum kena tanah.
d. Nilai 2 diberikan apabila seorang pemain dan regu pemukul dengan pukulannya sendiri dan benar dapat langsung kembali ke ruang bebas tanpa dimatikan lawan atau dinyatakan mati oleh wasit.
13. Pemain Mati
Seorang pemain dari regu pemukul dinyatakan mati apabila anggota tubuh selain kepala terkena lemparan bola dari regu penjaga selama perjalanan, dan pemain mati bila sengaja menerima bola dengan kepala atas lemparan penjaga.
14. Bola Mati
Bola mati adalah bola yang sudah tidak bisa dimainkan kembali di dalam permainan atau lapangan. Adapun beberapa bola yang dianggap mati antara lain:
a. Bola dipegang pelambung dan pelambung berdiri pada tempatnya
b. Apabila Pada pukulan salah atau tidak kena
c. Apabila bola hilang sehingga dicari tidak ketemu
d. Terjadi Pergantian bebas
15. Pergantian Partai atau Pergantian Tempat
a. Pergantian Bebas
1. Regu penjaga berhasil menangkap bola sebanyak 3 kali berturut-turut.
2. Pembebas memukul 3 kali salah
3. Ruang bebas di bakar oleh regu penjaga
4. Seorang pelari pada waktu berlari keluar dari batas lapangan permainan.
5. Pada saat melakukan pukulan kayu pemukul terlepas dari tangan pemukul dan keluar dari ruang pemukul
6. Anggota regu pemukul keluar dari ruang bebas
7. Regu pemukul merugikan lawan
8. Pemain pelari atau pemukul masuk keruang bebas melewati garis belakang ruang bebas.
b. Pergantian Tidak Bebas
Pergantian tidak bebas terjadi apabila salah seorang dari anggota regu pemukul terkena lemparan yang sah selama dalam perjalanan menuju ketiang hinggap atau keruang bebas, dan regu pemkul tidak dapat mengenai regu penjaga kembali pada saat bola bebas.
16. Perwasitan
Wasit berada di luar lapangan baik sebelah kanan maupun kiri, ada pun tugas wasit serta kode tiupan peluit antara lain:
a. Bila permulaan permainan wasit memanggil kedua kapten dari masing-masing tim untuk melakukan tos atau siapa yang mulai permainan terlebih dahulu baik sebagai pemukul maupun penjaga.
b. Mengatur jalannya pertandingan
c. Mengecek kesiapan skoring sit
d. Mengecek nama pemain dan nomor dada
e. Wasit meniup peluit 3 x panjang untuk memulai pertandingan
f. Pada saat memanggil pemain pemukul untuk memukul wasit meniup peluit 3x pendek.S
g. Pada saat pukulan salah wasit melakukan kode tiupan peluit sebanyak 2x pendek.
h. Bila terjadi pemain terkena lemparan bola sebelum tiang pertolongan atau tiang bebas dan ruang bebas, wasit meniup peluit 1x panjang tanda pergantian bebas.
i. Bila bola hilang wasit meniup peluit 3x pendek
j. Setelah permainan selesai permainan atau waktu habis wasit meniup peluit 3x panjang
17. Skoring Sit
Skoringsit adalah pembantu wasit untuk jalannya suatu pertandingan, tugasnya adalah:
a. mengecek pemain.
b. menyamakan nomor dada dengan nama yang ada di skoring sit yang diberikan oleh masing-masing regu.
c. memanggil pemain yang akan melakukan pukulan.
d. bila ada pergantian pemain skoring sit lah yang bertanggung jawab atas kecocokan yang ada pada skoring sit tersebut.
e. menghitung nilai masing-masing regu.
f. menghitung pukulan salah pemain pemukul




Permainan Kippers

A. Permainan Kippers

Pada dasarnya permaianan kippers sama dengan permainan kasti, baik dari segi teknik melempar, menangkap, maupun memukul bola. Perbedaannya hanya pada permaianan kasti ada regu penjaga yang bertugas sebagai pelempar atau pemberi bola kepada si pemukul. N
amun pada permaianan kippers si pemukul sendiri yang melambungkan bola dan kemudian memukulnya. Manfaat permaianan kippers sama sebagai berikut
Manfaat permainan kippers adalah:
1 Meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan tubuh yang meliputi kesegaran jasmani, rohani, dan kesehatan.
2 Meningkatkan solidaritas antar individu
3 Meningkatkan ketangkasan dan keterampilan
4 Meningkatkan kretifitas dan rekretif


B. Peraturan Kippers

Adapun beberapa peraturan dalam permainan kippers adalah sebagai berikut :
1. Ukuran lapangan terbesar adalah 60 x 25 m, dengan ukuran ruang pemukul dan ruang bebas menjadi lebar 65 x 25 m. ukuran lapangan untuk anak-anak adalah 45 x 25 m, dengan ruang pemukul dan ruang bebas adalah 30 x 25.
2. ruang pemukul 5 x 15 m.
3. ruang bebas 5 x 15 m.
4. tiang hinggap / bebas terlaetak di belakang lapangan dengan dua buah tiang. Jarak antar tiang adalah 10 m. dan berjarak 5 m dari garis belakang. Keduanya berdiri di dalam lingkaran dengan diameter 1m. tinggi tiang bebas minimal 1,5 meter dan harus dapat dengan mudah dibeadakan dengan tiang-tiang gais-garis batas.
5. panjang kayu pemukul minimal 50 cm dan maksimal 60 cm. Penampang kayu berbentuk oval lebarnya tidak melebihi 5 cm, tebal 3,5 cm dan boleh diberi pembalut agar tidak mudah lepas pada saat dipukulkan.
6. bola yang digunakan adalah bola kasti, dengan kelilingnya 19 cm-21 cm, dan beratnya 70-80 gram.
7. lama permainan minimal 2 x 20 menit, maksimalnya 2 x 30 menit, tidak terhitung waktu istirahat yaitu 10 menit.
8. tiap regu terdiri dari 12 orang pemain yang salah satunya harus ada kapten regu, semua pemain harus mengenakan nomor dada.
9. wasit atau pemimpin pertandingan harus memegang teguh aturan-aturan permainan. Petunjuk dan keputusan wasit adalah pasti dan harus diurut. Perlengkapan wasit adalah arloji dan peluit.
Ketentuan peluit adalah : 1) satu kali tiupan panjang (tiiiiiit), apabila bertukar tidak bebas yaitu pemain kena dilempar lawannya. 2) dua kali tiupan pendek (tit-tit) apabila pukulan salah dan pukulan luncas / tidak kena. 3) dua kalai tiupan panjang (tiiiiit-tiiiiit) apabila bertukar bebas, bola hilang, wasit menghentikan permainan karena suatu hal. 4) tiga kali tiupan panjang (tiiiiit-tiiiit-tiiit) apabila permainan akan dimulai, yaitu permulaan babak I dan permulaan babak II setelah istirahat sesudah tukar, dan bila permainan selesai. 5) tiga kali tiupan pendek (tit-tit-tit) apabila bola telah dipegang oleh pelambung, dan dilaksanakan segera pemanggilan giliran untuk pemukul.
10. setelah diadakan undian, wasit menentukan regu pemukul dan regu pemain.
11. regu pemukul berkumpul di ruang bebas, setelah dipanggil oleh pencatat sesuai nomor urut segera ke ruang pemukul untuk memukul.
12. pemain-pemain regu lapangan bersiap pada tempatnya masing-masing yang diatur oleh kapten regunya. Hal-hal yang harus mereka perhatikan adalah : 1) tidak boleh berdiri di dalam ruang bebas, 2) tidak boleh ada pemain lain di dalam ruang pemukul kecuali pemukul.
13. pemukul melambungkan bolanya sendiri dan memukulnya.
14. jumlah pukulan hanya satu pukulan saja, kecuali pembebas berhak tiga kali memukul bola.
15. para pemain mendapat giliran memukul sesuai dengan nomor urut, nomor pengganti/cadangan mendapat nomor yang digantinya. Setelah istirahat, regu yang menjadi pemukul adalah regu lapangan pada permulaan pertandingan.
16. pemukul berada di dalam bujur sangkar / ruang pemukul. Pemukul tidak boleh berdiri di salah satu garis batas atau atau di luarnya sebelum kayu mengenai bola. Jika dilanggar maka pukulan salah.
17. bola yang melampaui garis-garis batas ruang pemukul, tidak melewati garis samping sebelum bendera batsa tengah, denga terlebih dulu mengenai tanah, pemain atau tiang pertolonganmelewati garis samping sesudah bendera batas tengah
18. pukulan salah ialah:
a kalau bola jatuh didalm ruang pemukul, diatas garis
b kalau bola terpukul oleh tangan
c kalau bola setelah dipukul jatuh mengenai pemukul sendiri mengenai pelambung atau pembantunya, sedang mereka ada didalam ruang pemukul
19. pukulan diebut luncas (luput), kalau di dalam usaha memukul bola, kayu pemukul tidak mengenai bola
20. sehabis memukul, kayu pemukul harus diletakan di dalam bujur sangkar ruang pemukul, kalau kayu pemukul terjatuh keluar batas atau sebagian saja kayu pemukul keluar dari garis batas ruang pemukul, maka si pemukul tidak berhak mendapatkan nilai, kecuali kalau ia sebelum menyentuh tiang pertolongan sempat dan dapat membetulkan letak kayu pemukul sebagaimana mestinya
21. pada tiap-tiap permmmulaan permainan, sehabis bertukar tempat dan sehabis istirahat, pemain dari regu pemukul tidak boleh masuk keruang pemukul sebelum dipanggil oleh penulis, pelanggaran hal ini dihukum dengan beretukar bebas
22. tiap-tiap pemukul sesudah pukulan betul, pukulan salah atau pukulan luncas disebut ”pelari”
23. sesudah pukulan betul, pemukul harus lari langsung ke salah satu dari tiang bebas dan dari tiang bebas, kalau menurut perkiraannyan dia tidak akan kena lempar, ia boleh terus kembali keruang bebas
24. kalau pukulan salah satu luncas, yang boleh lari hanyalah si pemukul sendiri, tetapi tidak boleh lari lebih jauh dari tiang pertolongan, kecuali apabila bola oleh regu lapangan dimainkan denagn maksud untuk melempar pelari itu. Untuk pukulan salah satu atau luncas pelari tidak mendapatkan untuk larinya
25. pelari-pelari pada tia
ng pertolongan pada tiang bebas, boleh melanjutkan larinya apabila bola sudah dalam permainan. Pada saat bola terlepas dari tangan pelambung untuk dipukul, seorang pun tidak boleh lari, kalau belum nyata bahwa hasil pukulan itu betul
26. pemain dari regu pemukul, mendapatkan nilai dual bila pukulanya sendiri betul dan ia dapat lari dari ruang pemukul menuju kesalah satu tiang bebas, dan langsung kembali ke ruang bebas dengan selamat, artinya tidak melakukan pelanggaran atau tidak terganggu karena pertukaran tempat
27. pada saat bola mati pelari tidak boleh lagi mulai lari
28. pemain-pemain dari regu pemukul dilarangt keluar dari batas-batas ruang bebas dan ruang pemukul
29. Apabila seorang pelari dalam perjalanannya dirintangi dengan sengaja oleh pemain regu lapangan, maka pelari itu boleh meneruskan perjalanannaya dengan bebas sampai ketempat perhentian yang berikutnay (tiang bebas, ruang bebas)
30. bola disebut mati : a) apabila bola sudah ada didalam tangan pelambung yang sudah siap berdiri di dalm petak pelambung, b) apabila pukulan salah, kecuali kalau bola dipermainkan oleh regu lapangan, c) apabila pukulan luncas, kecuali kalau bola dipermainkan oleh regu lapangan, d) apabila bola hilang, terhitung mulai dari saat waktu wasit membunyikan peluit tanda bola hilang (dua kali tiupan panjang), e) apabila terjadi bertukar bebas
31. bola didalam permainan: a) sehabis pukulan betul, b)kalau sesudah pukulan luncas, atau pukulan salah, bola lalu dimainkan oleh regu lapangan, c)kalau sesudah tanda peluit diakhirnya Bola hilang, bola sesudah diketemukan kembali dan sudah ada di dalam lapangan.
32. Bola hilang kalau tidak bola dapat diambil oleh regu lapangan dengan cara biasa. Termasuk juga, bila bola terjauh di belakang penonton, sehingga bola tidak dapat diambil dalam waktu yang sepatutnya. Untuk menentukan hal ini diserahkan kepada kebijaksanaan wasit. Wasit menyembunyikan peluit tanda bola hlang pada saat sekiranya bola itu sudah dapat diambilo kembali kalu tidak terhalang.
33. lemparan dipandang sah jika lemparan langsung mengenai pemain dari regu pemukul. Bola yang sebelum mengenai pemain tetapi mengenai tanah / tiang lebih dulu maka tidak sah.
34. jika seorang regu pemukul kena .lemparanmaka mulai dari saat itu juga regu lapangan berganti menjadi regu pemukul, dan regu pemukul menjadi regu lapangan.
35. selama belum ada tanda peluit, bahwa permainan akan dimulai lagi, semua pelari yang sementara berlindung pada tiang pertolongan atau pada tiang bebas, boleh langsung masuk ke dalam ruang bebas.
36. pertukaran tidak bebas juga berlaku jika pemain dari regu pemukul memegang bola di tempat dimana saja. Ini juga berlaku untuk bola yang dilemparkan oleh pelambung kepada pemukul. Apabila si pemukul memegang bola waktu akan memukul, maka hal ini term,asuk pergantian bebas.
37. bila terrjadi ada pemain pelari yang akan kena lempar, terdapat pemain regu pemukul keluar dari ruang bebas dengan perkiraan akan terjadi bertukar tidak bebas dengan maksud segera membalas melempar, maka dihukum dengan bertukar tempat bebas.
38. pada saat pelari yang akan dilempar, pemain regu lapangan tidak diperkenankan masuk ke dalam ruangan bebas sebelum lemparan terjadi dan hasil lemparan dinyatakan dengan tanda isyarat peluit oleh wasit, maka hukumannya adalah lemparan itu dianggap tidak sah.
39. bertukar bebas terjadi: a) pada saat regu lapangan sudah memiliki tiga bola tangkap berturut-turut dengan tidak selang terjadi pertukaran (dalam satu babak), b) kalau sudah pukulan terakhir dari pembebas, ruang bebas dapat dibakar regu lapangan atau pukulan terakhir ini salah, c) kalau pelari pada waktu masuk ke dalam ruang bebas, lari terlanjur melampaui garis batas belakang ruang bebas , d) kalau pemain dari regu pemukul ada yang keluar dari ruang bebas tidak untuk memukul, e) kalau pemain dari regu pemukul (pelari) keluar dari bataslapangan pemain, f) apabila kayu pemukuul pada waktu dipukulkan terlepas dari tangan pemukul.
40. tiap bola yang terpukul yang dapat ditangkap pemain lapangan, sebelum mengenai tanah, dinyatakan sebagai bola tangkap dan dihitung pula satu nilai.
41. pemain dari regu pemukul yang tiba gilit\rannya untuk memukul bola, sedang semua pemain dari regunya masih berdiri pada tiang pertolongan atau pada tiang bebas, pemain tersebut dinamakan pembebas.
42. sesudah pukulan yang terakhir dari pembebas, setiap pemain regu lapangan berhak membakar yang disebut membakar ialah berdiri dengan dua kaki di dalam ruang bebas dengan membanting bola.
43. memperlambat permainan dengan sengaja dilarang, dan wasit wajib memperingatkan regu yang bersangkutan. Kalau hal ini diulangi lagi wasit berhak menjatuhkan hukuman sebagai berikut : a) bila regu pemukul yang melakukannya, hukumannya adalah pertukaran bebas, b) kalau regu lapangan yang m,elakukannya, maka pemain-pemain regu pemukul (pelari) yang berada pada tiang bebas boleh langsung dengan bebas kembali masuk ke dalam ruang bebas. Kalu tidak ada pemain pemukul yang berada pada tiang pertolongan ataupun pada tiang bebas, regu pemukul mendaptkan nilai tambahan nilai

Permainan Bola Besar

              Permainan Bola Besar

A. PERMAINAN SEPAK BOLA

1. Peraturan Permainan Sepak Bola

a. Taktik Permainan
Taktik yang biasa dipakai oelh klub-klub sepak bola adalah sebagai berikut :
1) 4-4-2
2) 4-3-2-1
3) 4-5-1
4) 3-4-3
5) 3-5-2
Taktik yang dipakai oelh sebuah tim selalu berubah tergatung dari kondisi yang terjadi selama permainan berlangsung. Pada intinya ada iga taktik yang digunakan, yaitu bertahan, menyerang dan normal.

b. Ofisial
Sebuah pertandingan diperintah oleh seorang “Wasit (sepak bola)” Wasit yang mempunyai wewenang penuh untuk menjalankan pertandingan sesuai peraturan permainan dalam suatu pertandingan yang telah diutuskan kepadanya (Peraturan 5), dan keputusan-keputusan pertandingan yang dikeluarkannya dianggap sudah final.

c. Tim
Setiap tim maksimal sebelas pemain, salah satunya haruslah penjaga gawang. Kadang ada peraturan kejuaraan yang mengharuskan jumlah minimal pemain dalam sebuah tim (biasanya delapan).
d. Lapangan Permainan
Lapangan yang digunakan biasanya adalah lapangan rumput yang berbentuk persegi empat. Pada kedua sisi pendek, terdapat gawang sebesar 24 x 8 kaki, atau 7,32 x 2,44 meter.

2. Teknik-Teknik Dasar Sepak Bola
Teknik sepak bola adalah cara pengolahan bola maupun pengolahan gerak tubuh dalam bermain. Teknik sepak bola terdiri dari bermacam-macam gerakan.
1) Teknik Menendang Bola
a. Menendang Dengan Menggunakan Kaki Bagian Dalam (Inside-Foot)
b. Menendang dengan Menggunakan Punggung Kaki (Instep Foot)
c. Menendang dengan Menggunakan Punggung Kaki Bagian Dalam (Inside Instep)
d. Menendang dengan menggunakan punggung kaki bagian luar (Outside Instep)
2) Teknik Menahan Bola
a. Menahan Bola Menyusur Tanah
b. Menahan Bola Memantul
c. Menahan Bola di Udara (Tanpa Jatuh ke Tanah)


B. PERMAINAN BOLA BASKET

1. Pengertian dan Sejarah Permainan Bola Basket

a. Pengertian Permainan Bola Basket
Bola Basket adalah olahraga yang dimainkan oleh dua regu yang saling memasukkan bola ke kerangjang lawan dengan tangan.

b. Sejarah Permainan Bola Basket
Menurut sejarahnya, permianan bola basket diciptakan oelh seorang instruktur dari pendidikan jasmani pada YMCA (Young Mens Christian Association), Springfield, Massachuses, Amerika Serikat tahun 1891
Tahun 1892, Prof. Naismith memperkenalkan permainan ini kepada masyarakat Amerika. Tahun 1892 untuk pertama kalinya dibuatkan peraturan baku permainan bola basket. Setahun kemudian, tepatnya tahun 1893 kata “Basket Ball” secara resmi diterima dalam perbendaharaan bahasa inggris.
Kejuaraan bola basket pertama kali dilaksanakan tahun 1913, saat itu regu Filipina berhasil mengalahkan regu Cina. Tahun 1932 pertama kalinya berlangsung Kongres Bola basket di Jenewa, Swiss. Tahun 1933 untuk pertama kali dilangsungkan Kejuaraan Dunia Bola basket Mahasiswa di Turin, Italia. Baru tahun 1936, bola basket dipertandingkan dalam Olimpiade, yang ketika itu berlangsung di Berlin.
Di Indonesia, permainan bola basket sudah ada sejak zaman revolusi, khususnya dikalangan masyarakat Yogyakarta.
Pada tanggal 23 Oktober 1951, terbentuklah PERBASI (Persatuan Basketball Seluruh Indonesia). Tahun 1955 dirubah menjadi Persatuan Bola Basket Seluruh Indonesia. Sejak itulah permainan bola basket di Indonesia terus berkembang hingga ke daerah-daerah.

2. Teknik-Teknik Permainan Bola Basket

Teknik dasar permainan bola basket antara lain: (1) Teknik melempar dan mengangkap bola, (2) Teknik menggiring bola, (3) Teknik menembak, (4) Teknik gerakan berporos, (5) Teknik Lay-Up shoot, dan (6) Teknik merayah/rebound.
a. Teknik Melempar dan Menangkap Bola
1) Cara Memegang Bola Basket
2) Teknik Mengoper Bola yaitu sebagai berikut :
a) Mengoper Bola dengan Dua Tangan dari Depan Dada (Chest Pass)
b) Operan dari Atas Kepala
c) Operan Pantulan
d) Operan Samping
e) Operan Lengkung Samping
3) Teknik Menangkap Bola
4) Teknik Menggiring Bola (Dribbling)
Bentuk-bentuk menggiring bola basket adalah sebagai berikut
a) Menggiring bola tinggi (untuk kecepatan)
b) Menggiring bola rendah ( untuk mengontrol atau menguasai, terutama dengan pemain lawan dalam menerobos pertahanan lawan)
c) Menggiring campuran menurut kebutuhan. Perubahan dari menggiring tinggi dan rendah atau sebaliknya sangat dibutuhkan untuk gerakan tiba-tiba
Aktivitas Atletik

OLAHRAGA ATLETIK

1. lapangan/Track dan perlengkapan lari
a. Lapangan/Track Atletik
1) Satu keliling lari saharusnya dibuat agar panjangnya 400 meter, dibatasi dengan garis yang dibuat dari semen, kayu, atau bahan lain yang lebarnya 5 cm, dan tingginya 5 cm
2) Untuk perlombaan internasional sekurang-kurangnya harus mempunyai 6 lintasan, idealnya mempunyai 8 lintasan.
3) Lebar setiap lintasan minimal 1,22 meter, maksimal 1,25 meter, dibatasi garis yang tebalnya 5 cm.
4) Kemiringan lintasan yang diizinkan adalah tidak melebihi 1:100 untuk kemiringan ke samping, 1 : 1000 untuk kemiringan pada arah lain.
b. Perlengkapan Lari
Untuk menjaga kenyamanan ketika berlari, perlu memerhatikan beberapa perlengkapan lari, diantaranya pakaian dan sepatu. Pakaian yang digunakan pelari, khusus pakaian olahraga yang bersih, tidak tembus pandang ketika basah, dibuat khas dan tidak terlalu ketat. Untuk sepatu, sebaiknya sepatu yang memakai sol besi tidak boleh lebih dari 25 mm atau bergaris tangan 4 mm dan diizinkan untuk membuat celah-celah pada bagian tepinya.

LATIHAN TEKNIK DASAR ATLETIK

1. Latihan Teknik Dasar Lari Jarak Pendek (Sprint)
Lari jarak pendek (Sprint) merupakan salah satu nomor lari, yang harus menempuh jarak tertentu (100 m, 200 m, dan 400 m) dengan kecepatan semaksimal mungkin.

a. Latihan Teknik Start Jongkok
Start jonkok dipergunakan oleh pelari cepat, tetapi sekarang pun masih banyak pelari 800 meter menggunakan start jongkok. Start jongkok ada tiga macam antara lain : (1) Start pendek (bunc stam) (2) Start menengah (medium start), dan (3) Start panjang (long start).
1) Latihan Sikap Start pada Aba-aba “Bersedia”
2) Latihan Sikap Start pada Aba-aba “Siap”
3) Latihan Sikap Start pada Aba-aba “Ya”
4) Latihan Gerakan Lari
5) Latihan Gerakan Memasuki Garis Finish

2. Lompat Jauh
Lompat Jauh merupakan salah satu nomor lompat selain lompat tinggi, lompat jangkit, dan lompat tinggi galah.
a. Latihan Teknik Lompat Jauh
1) Latihan Teknik Awalan atau Ancang-Ancang (Approach Run)
2) Latihan Teknik Tumpuan / Tolakan (Take-off)
3) Latihan Teknik Melayang di Udara
4) Latihan Teknik Mendarat